Sabtu, 23 April 2016

Laporan Hasil Wawancara Lapangan Kepala Dusun



Laporan Wawancara Kepala Dusun
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan kelas A3.3


logo-unair-bw

Oleh
Nur Risti Fauziah             Sastra Indonesia    121511133039

Program Studi Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Airlangga
2016
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,  yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada kami semua sehingga kami diberi kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan makalah hasil wawancara ini dengan maksimal. Salawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni Adinul Islam.
 Makalah ini disusun berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dusun di Dusun Sambo Desa Sambopinggir, Kec Karangbinangun, Kab. Lamongan sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas akhir mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan menjelang Ujian Tengah Semester. Adapun tujuan lain dibuatnya makalah ini yaitu untuk menciptakan karakter mahasiswa yang berani bertanya, bersikap dan berpenampilan dengan baik.
Dalam menyusun makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tri Joko Haryono selaku dosen MKWU Pendidikan Kewarganegaraan, Bapak Kastunggal selaku Kepala Dusun yang sanggup diwawancarai. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun dalam perbaikan makalah yang saya buat ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.


Lamongan, 20 April 2016


Penyusun
Daftar Pertanyaan
1.      Siapa nama Bapak?
2.      Berapa umur Bapak sekarang?
3.      Apakah Bapak asli dari sini atau pendatang?
4.      Apa pekerjaan Bapak dahulu sebelum menjadi Kepala Dusun?
5.      Sejak kapan Bapak menjabat sebagai Kepala Dusun?
6.      Mengapa Bapak memilih menjadi Kepala Dusun saat itu?
7.      Atas dasar apa Bapak ingin menjadi Kepala Dusun?
8.      Bagaimana langkah awal hingga Bapak sekarng menjabat sebagai Kepala Dusun?
9.      Target apa yang ingin Bapak capai untuk kemajuan Dusun ini?
10.  Program kerja apa yang sudah Bapak lakukan selama ini?
11.  Apakah keluarga sangat mendukumg selama Bapk menjadi Kepala Dusun?
12.  Apakah ada orang lain yang membantu Bapak selama melaksanakan program kerja?
13.  Bagaimana cara Bapak menanggapi maslah-maslah yang ada di sekitar lingkungan warga?
14.  Tanggung jawab apa yang paling sulit dilakukan oleh Bapak selama menjadi Kepala Dusun?
15.  Masalah warga apa yang biasanya membuat Bapak turun tangan /ikut campur?
16.  Bagaimana cara warga yang ingin konsultasi tentang permasalahnnya terhadap Bapak?
17.  Apa manfaatnya Bapak selama ini?
18.  Kendala apa yang dihadapi dalam menjalankan amanah Bapak sebagi Kepala Dusun selama ini?
19.  Siapa yang berwewenang dalam menyelenggarakan perayaan-perayaan hari-hari besar dan keagamaan seperti HUT RI 17 Agustus atau acara-acara lainnya?
20.  Apa suka dan duka menjadi Kepala Dusun?




Laporan Hasil Wawancara

Pada tanggal 16 April 2016, saya telah mewawancarai Bapak Kastunggal, yang sekarang ini menjabat Kepala Dusun di Dusun Sambo, Desa Sambopinggir, Kec. Karangbinangun Kab. Lamongan. Beliau saat ini berusia 55 tahun dan merupakan seorang warga asli di Dusun Sambo, Desa Sambopinggir, Kec. Karangbinangun Kab. Lamongan. Beliau bertempat tinggal di RT 03 RW 01 di depan masjid Al-Muqorrobin Dusun Sambo, Desa Sambopinggir, Kec. Karangbinangun Kab. Lamongan. Beliau tinggal bersama istrinya, keempat anaknya, seorang menantu dan juga kedua cucunya di rumah sederhana.
Sebelum beliau menjabat sebagai Kepala Dusun seperti sekarang, beliau sudah mengarungi manis pahitnya kehidupan. Sebelum menikah dengan istrinya yang bernama Ibu Mujiamah, beliau pernah menjadi kuli panggul air jerigen dari desa ke desa bersama ayahnya saat beliau duduk di bangku Sekolah Dasar. Beliau hanya lulusan SMP kemudian membantu orangtuanyamengurusi sawah/tambak sebagai petani.
Sewaktu masih belajar beliau salah satu seorang murud yang disenangi oleh guru-guru karena selain pandai dalm bidang pelajarn juga pandai bermain bulutangkis dan tenis meja. Beliau sering mengikuti lomab cerdas cermat tingkat kecamatan dan selalu mendapatkan juara I atau II. Begitupun juga dalam bidang olahraga bulutangkis dan tenis meja tingkat kecamatan juga mendapatkan juara I atau III. Sampai sekarang radio dari hadiah juara perlombaan bulutangkis masih disimpan dan digunakan sebagai kenang-kenangan pada zaman dahulu. Setelah menikah menjadi pedagang di kantin SMP Negeri 1 Karangbinangun.
Sejak tahun 1993, beliau menjabat sebagai Kepala Dusun melalui proses ujian dan screaning. Beliau mencalonkan diri sebagai Kepala Dusun atas dasar ingin mengabdikan diri kepada masyarakat dan untuk membangun atau mempersatukan antarwarga. Target yang ingin dicapai oleh beliau untuk Dusun Sambo Desa Sambopinggir adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Alasan Bapak Kastunggal menjadi Kepala dusun pada saat itu adalah karena adanya peluang untuk menjabat sebagai Kepala Dusun sekaligus ingin menciptakan warga masyarakat Dusun sambo Desa Sambopinggir adil, makmur, dan lebih rukun.

Program kerja yang telah beliau lakukan adalah pembenaan pemukiman kumuh, pembangunan fisik di lingkungan dusun, membentuk tim posyandu Dusun Sambo Desa Sambopinggir dan memberikan alat timbangan berat badan untuk balita, menjadikan Dusun Sambo Desa Sambopinggir terang dengan lampu di malam hari, mengikutkan tiap RT dalam perlombaan Green and Clean tingkat Kabupaten serta meniadakan pembayaran untuk administrasi warga.

DSC_0128.jpg

Beliau dibantu oleh beberapa pihak  dalam melaksanakan program kerja yaitu pihak dari Kepala Desa serta perangkat-perangkatnya, pengurus RT dan RW inti, seluruh koordinator pengurus RT dan RW, tokoh-tokoh masyarakat, dan tentunya warga Dusun Sambo Desa Sambopinggir. Disini peran keluarga sangat membantu dan memberikan support
Untuk menumbuhkan kerukunan warga, setiap minggunya mengadakan acara yang di bawah lindungan Kepala Desa, Kepala Dusun beserta perangkat-perangkatnya.  Seperti kegiatan mingguan bapak-bapak, pengajian bulanan ibu-ibu, kegiatan posyandu, remaja muslim, perlombaan-perlombaan, kegiatan halal-bihalal, dan kegiatan kerja bakti.
Cara beliau dalam menanggapi masalah-masalah yang ada di lingkungan warga yaitu dengan cara pendekatan, musyawarah mufakat, dan mengadakan rapat koordinasi RT/RW.
Cara beliau dalam melaksanakan program kerjanya adalah dengan cara bekerja sama dengan seluruh pengurus Dusun, RT/RW dan warga serta bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat.
Kendala yang dihadapi Bapk Kastunggal selama menjadi Kepala dusun adalah apabila ada warga yang tidak mau ikut dengan program yang diadakan, apabila ada permaslahan warga yang belum terselesaikan dan ada gangguan keamanan seperti kasus kemalingan ruamh warga, kemalingan ayam, kemalingan hasil tambak sampai kemalingan LPG.
 “Biasanya warga yang sedang mengalami persoalan, ia akan mendatangi rumah saya  kemudian mengutarakan apa maksud dan tujuannya datang kesitu. Dengan senang hati saya menerima tamu siapa saja ke rumahnya. Apalagi jika permasalahan warga dapat ditangani secara cepat dan tepat, saya akan bertambah senang pula.” Ujar Bapak Kastunggal.
Dalam mengurus kemasyarakatan beliau memiliki beberapa peraturan-peraturan seperti diadakannya tata tertib, adanya surat edaran, dan hubungan melalui pertemuan warga. Apabila ada perayaan hari-hari besar dan keagamaan yang berwewenang untuk mengurusnya adalah para pengurus RT dan RW, kepanitiaan, anggota remaja masjid “Al-Muqorrobin , dan anggota Karang Taruna “Flamboyan” Desa Sambopinggir.
Selama beliau menjadi Kepala dusun, tidak ada tanggung jawab yang sulit jika dimusyawarahkan dengan warga. Selain itu menjalin komunikasi dengan baik juga diperlukan dalam hal ini.

DSC_0136.jpg
Beberapa masalah yang biasanya membuat beliau harus turun tangan / ikut campur salah satunya yaitu masalah pertengkaran antar warga. Biasanya antar tetangga bertengkar gara-gara masalah tanah. Selain itu, ada juga masalah pembagian BLT yang runyam dan tidak merata. Kebanyakan warga yang dianggap mampu dan tidak mendapatkan beras sembako dari pemerintah selalu menggunjing pihak dari pengurus desa. Padahal itu semua dibagi sesuai data yang ada.
Manfaat beliau selama menjadi Kepala Dusun yang bisa Bapak Kastunggal rasakan  yaitu beliau bisa belajar banyak mengenai hal tentang kepemimpinan, mengetahui karakter warga, dan sering menghadiri pertemuan tingkat kelurahan atau kecamatan atau kabupaten. Dalam kepengurusan tentu tidak lepas dari suka dan suka. Sukanya adalah apabila warga membayar pajak tepat waktu dan  apabila ada pemasalahan anatarwarga kemudian bisa menyelesaikan. Dukanya yaitu apabila warga membayar pajak kurang tepat waktu dan permasalahan antarwarga belum terselesaikan.

DSC_0143.jpg

Baru-baru ini pada tanggal 13 April 2016, ada juga seorang warga nenek-nenek sekitar umur 75 tahunan mendatangi rumah beliau siang-siang yang sekaligus tetangga Bapak Kastunggal. Nenek tersebut mengatakan kepada beliau bahwa katanya tetangganya si nenek itu diberi selembaran kertas untuk mengambil uang bantuan dari pemerintah di Balai Desa sedangkan nenek tersebut tidak diberi selembaran kertas tersebut, padahal itu selembaran undangan tahlil untuk mengenang mertua Bapak Kastunggal yang sudah meninggal. Gara-gara sikap tetangganya si nenek ini yang asal berbicara jadinya Bapak Kastunggal kebingungan. Tak lama setelah itu beliau menegur tetangganya si nenek tersebut agar hal semacam itu tidak terulang lagi di lain waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar