Drama
“Citra”
Karya
Usmar Ismail
1.
Sinopsis
Citra
adalah seorang gadis remaja yang cantik parasnya, anak pungut dari Ny.
Suryowinoto si penguasa umum Pabrik Tenun Jawa Timur. Yang pertama kali memungut adalah Pak Gondo
si mandur. Sutopo adalah anak Ny. Suryowinoto dari perkawinan yang pertama.
Sedangkan Harsono adalah anak Ny. Suryowinoto dari perkawinannya yang kedua,
yang dulunya hidup di Jakarta dan suka berfoya-foya. Awalnya Harsono sangat membenci Citra karena
pernah ada kejadian saat Hastono
mengatai Citra sebagai anak pungut maka Citra marah dan melempar pancing punya
Hartono ke dalam kali.
Harsono
baru menyadari bahwa Citra itu gadis yang cantik molek ketika pada suatu saat
ada seorang pekerja yang tak sengaja menabrak Harsono yang membuat Harsono
sampai marah. Citralah yang meredamkan amarahnya dan barulah Harsono menyadari
kecantikan Citra. Pada suatu siang, saat Citra didatangi Suwanto si lelaki
hidung belang dan hendak menodai Citra karena Suwanto beranggapan Citra hanya
anak pungut, rakyat jelata dan bukan
bagian dari keluarga Suryo. Tetapi pada saat itu datanglah Harsono dan menolong
Citra. Sutopo sering kali menyanyikan lagu yang berjudul “Citra” sambil bermain
piano yang diciptakan oleh Kornel si seniman. Kornel berangapan bahwa Citra
ialah wajah fajar yang sedang menyingsing mengenyahkan gelap.
Citra,
Harsono, dan Sutopo terlibat cinta segitiga. Sutopo mencintai Citra tetapi Citra
mencintai Harsono. Padahal sebelumnya Ny. Suryowinoto sudah menduga hal itu
akan terjadi. Sampai pada akhirnya Harsono pergi meninggalkan rumah dan
kabarnya akn menikahi janda muda kaya raya tetangga temannya Citra yaitu Tinah.
Citra yang tidak bisa menerima keadaan itu akhirnya Citra menangis sampai
matanya sembab. Tak lama kemudian Ny. Suryowinoto mengetahui bahwa Citra sedang
mengandung anak Harsono sementara Harsono pergi dan ia akan menikah. Marahlah
Sutopo pada saat itu, ia hendak mencari Harsono ke Surabaya bahkan pulau Jawa
agar mempertanggungjawabkan perbuatan yang menjijikkan itu. Tetapi sampai pada
suatu ketika Sutopolah yang menikahi Citra sebelum Citra melahirkan anaknya.
Setelah
pernikahan itu, anak Citra lahir dan tidak lama kemudian anaknya meninggal
dunia. Bisa dibilang pernikahan Sutopo dan Citra tidak bahagia lantaran kasihan
terhadap Citra. Datanglah tukang pos pada suatu sore, dan surat itu ternyata
dari Harsono. Harsono mengabarkan bahwa istrinya sudah meninggal. Padahal surat
itu sudah dikirim sejak dua bulan yang lalu tetapi baru sampai. Tinah mendatangi
rumah Citra dan menyampaikan kabar Harsono yang sama persis seperti surat yang
dikirim melalui tukang pos tersebut. Tinah juga menyampaikan bahwa dia sudah
lamaran (mengikat cincin) dengan Suwanto.
Pada
suatu malam, Harsono yang bajunya tampak tidak terjaga, rambut yang kusut, muka
yang pucat serta jambang yang tidak dicukur mendatangi Sutopo secara
perlahan-lahan. Rupanya Harsono datang dengan tujuan ingin memperbaiki
semuanya, dengan melihat anaknya yang pernah dikandung Citra. Tetapi Sutopo marah
dan bilang ke Harsono bahwa ia adalah suami Citra. Harsono pun kaget. Sebelum
Harsono beranjak pergi, ia menitipkan uang kepada Sutopo untuk diberikan kepada
Citra. Sutopo marah dan beranggapan bahwa dirinya diejek Harsono karena tak
mampu memberikan Citra makan. Harsono menyalami Sutopo karena ia hendak pergi
tetapi Sutopo tidak mau menjabat tangannya Harsono.
Citra
bilang kepada Harsono bahwa ia tidak pernah mencintai Harsono dan ketika lagu
“Citra” dinyanyikan oleh Sutopo, Citra baru menyadari bahwa Sutopo sangat
mencintainya. Tetapi Citra tidak mencintai Sutopo karena menurutnya Sutopo
terlalu suci untuk dirinya. Ketika Harsono beranjak pergi meninggalkan rumah,
terdengar Citra menyanyikan lagu “Citra” dan Harsono menghentikan langkahnya.
Harsono menyadari bahwa Citra adalah tanah air yang pernah ia nodai seperti ia
menodai Citra. Suasana haru dan bahagia ketika Citra menyanyikan lagu “Citra”.
2.
Kesan-kesan
Kesan
saat membaca Drama “Citra” Karya Usmar Ismail ini sangat bertanya-tanya dengan
konflik-konflik yang disuguhkan oleh di pengarang. Itu terjadi ketika Harsono yang awalnya
membenci Citra karena kejadian pancing milik Harsono dilemparkan oleh Citra ke
dalam kali karena Citra merasa dihina oleh Harsono pada waktu lalu berubah
menjadi mencintai Citra dan perasaan benci Harsono berubah menjadi Cinta.
Selain
itu ada kejadian yang membuat si pembaca apabila membaca naskah drama tersebut
tidak menduga-duga apa yang akan dialami oleh Citra, yaitu ketika Citra yang
menaruh hati kepada Harsono dan mereka telah melakukan hubungan suami-istri
sampai-sampai Citra mengandung anak dari hubungannya dengan Harsono. Tetapi
Harsono malah meninggalkan rumah dan akan menikahi janda muda kaya raya
meskipun pada akhirnya istri Harsono meninggal dunia.
Pada
bagian akhir cerita, suasana haru dan bahagia muncul ketika Citra menyanyikan
lagu yang berjudul “Citra”. Ditambah lagi ketika Harsono menyadari bahwa Citra
adalah panggilan tanah air yang pernah ia nodai seperti ia menodai Citra. Pesan
yang dapat kita ambil ketika membaca Drama “Citra” ini adalah :
·
Sebagai wanita, jangan sampai cinta
membutakan mata kita sampai-sampai memberikan kehormatan kepada lelaki.
·
Firasat seorang Ibu itu sangat kuat.
·
Jangan bersedih lama-lama karena putus
cinta apalagi sampai bunuh diri dan melakukan perbuatan yang merugikan diri
sendiri.
3.
Komentar
Dalam
Drama “Citra” ini ceritanya sangat unik, tidak mudah ditebak endingnya, dan
bagus. Tetapi ada beberapa kata yang sulit dipahami katanya seperti Jibaku,
Tabe Nona, kemidi.
Salam budaya,
BalasHapusBisakah saya minta naskah CITRA - nya?
Silahkan dikirim ke agusindracahyono@gmail.com
Terima kasih
JT casino no deposit bonus codes, promotions, bonus
BalasHapusjt casino no deposit bonus 이천 출장안마 codes, promotions, 구리 출장마사지 bonus code, bonus codes, promo codes, promos, 부산광역 출장마사지 rewards codes, promos, 동두천 출장마사지 deals, 안동 출장마사지 promos, deals, rewards