Minggu, 17 April 2016

Drama "Citra" Karya Usmar Ismail



Drama “Citra”
Karya Usmar Ismail
1.     Sinopsis
Citra adalah seorang gadis remaja yang cantik parasnya, anak pungut dari Ny. Suryowinoto si penguasa umum Pabrik Tenun Jawa Timur.  Yang pertama kali memungut adalah Pak Gondo si mandur. Sutopo adalah anak Ny. Suryowinoto dari perkawinan yang pertama. Sedangkan Harsono adalah anak Ny. Suryowinoto dari perkawinannya yang kedua, yang dulunya hidup di Jakarta dan suka berfoya-foya.  Awalnya Harsono sangat membenci Citra karena pernah ada kejadian saat  Hastono mengatai Citra sebagai anak pungut maka Citra marah dan melempar pancing punya Hartono ke dalam kali.
Harsono baru menyadari bahwa Citra itu gadis yang cantik molek ketika pada suatu saat ada seorang pekerja yang tak sengaja menabrak Harsono yang membuat Harsono sampai marah. Citralah yang meredamkan amarahnya dan barulah Harsono menyadari kecantikan Citra. Pada suatu siang, saat Citra didatangi Suwanto si lelaki hidung belang dan hendak menodai Citra karena Suwanto beranggapan Citra hanya anak pungut, rakyat jelata dan  bukan bagian dari keluarga Suryo. Tetapi pada saat itu datanglah Harsono dan menolong Citra. Sutopo sering kali menyanyikan lagu yang berjudul “Citra” sambil bermain piano yang diciptakan oleh Kornel si seniman. Kornel berangapan bahwa Citra ialah wajah fajar yang sedang menyingsing mengenyahkan gelap.
Citra, Harsono, dan Sutopo terlibat cinta segitiga. Sutopo mencintai Citra tetapi Citra mencintai Harsono. Padahal sebelumnya Ny. Suryowinoto sudah menduga hal itu akan terjadi. Sampai pada akhirnya Harsono pergi meninggalkan rumah dan kabarnya akn menikahi janda muda kaya raya tetangga temannya Citra yaitu Tinah. Citra yang tidak bisa menerima keadaan itu akhirnya Citra menangis sampai matanya sembab. Tak lama kemudian Ny. Suryowinoto mengetahui bahwa Citra sedang mengandung anak Harsono sementara Harsono pergi dan ia akan menikah. Marahlah Sutopo pada saat itu, ia hendak mencari Harsono ke Surabaya bahkan pulau Jawa agar mempertanggungjawabkan perbuatan yang menjijikkan itu. Tetapi sampai pada suatu ketika Sutopolah yang menikahi Citra sebelum Citra melahirkan anaknya.
Setelah pernikahan itu, anak Citra lahir dan tidak lama kemudian anaknya meninggal dunia. Bisa dibilang pernikahan Sutopo dan Citra tidak bahagia lantaran kasihan terhadap Citra. Datanglah tukang pos pada suatu sore, dan surat itu ternyata dari Harsono. Harsono mengabarkan bahwa istrinya sudah meninggal. Padahal surat itu sudah dikirim sejak dua bulan yang lalu tetapi baru sampai. Tinah mendatangi rumah Citra dan menyampaikan kabar Harsono yang sama persis seperti surat yang dikirim melalui tukang pos tersebut. Tinah juga menyampaikan bahwa dia sudah lamaran (mengikat cincin) dengan Suwanto.
Pada suatu malam, Harsono yang bajunya tampak tidak terjaga, rambut yang kusut, muka yang pucat serta jambang yang tidak dicukur mendatangi Sutopo secara perlahan-lahan. Rupanya Harsono datang dengan tujuan ingin memperbaiki semuanya, dengan melihat anaknya yang pernah dikandung Citra. Tetapi Sutopo marah dan bilang ke Harsono bahwa ia adalah suami Citra. Harsono pun kaget. Sebelum Harsono beranjak pergi, ia menitipkan uang kepada Sutopo untuk diberikan kepada Citra. Sutopo marah dan beranggapan bahwa dirinya diejek Harsono karena tak mampu memberikan Citra makan. Harsono menyalami Sutopo karena ia hendak pergi tetapi Sutopo tidak mau menjabat tangannya Harsono.
Citra bilang kepada Harsono bahwa ia tidak pernah mencintai Harsono dan ketika lagu “Citra” dinyanyikan oleh Sutopo, Citra baru menyadari bahwa Sutopo sangat mencintainya. Tetapi Citra tidak mencintai Sutopo karena menurutnya Sutopo terlalu suci untuk dirinya. Ketika Harsono beranjak pergi meninggalkan rumah, terdengar Citra menyanyikan lagu “Citra” dan Harsono menghentikan langkahnya. Harsono menyadari bahwa Citra adalah tanah air yang pernah ia nodai seperti ia menodai Citra. Suasana haru dan bahagia ketika Citra menyanyikan lagu “Citra”.


2.     Kesan-kesan
Kesan saat membaca Drama “Citra” Karya Usmar Ismail ini sangat bertanya-tanya dengan konflik-konflik yang disuguhkan oleh di pengarang.  Itu terjadi ketika Harsono yang awalnya membenci Citra karena kejadian pancing milik Harsono dilemparkan oleh Citra ke dalam kali karena Citra merasa dihina oleh Harsono pada waktu lalu berubah menjadi mencintai Citra dan perasaan benci Harsono berubah menjadi Cinta.
Selain itu ada kejadian yang membuat si pembaca apabila membaca naskah drama tersebut tidak menduga-duga apa yang akan dialami oleh Citra, yaitu ketika Citra yang menaruh hati kepada Harsono dan mereka telah melakukan hubungan suami-istri sampai-sampai Citra mengandung anak dari hubungannya dengan Harsono. Tetapi Harsono malah meninggalkan rumah dan akan menikahi janda muda kaya raya meskipun pada akhirnya istri Harsono meninggal dunia.
Pada bagian akhir cerita, suasana haru dan bahagia muncul ketika Citra menyanyikan lagu yang berjudul “Citra”. Ditambah lagi ketika Harsono menyadari bahwa Citra adalah panggilan tanah air yang pernah ia nodai seperti ia menodai Citra. Pesan yang dapat kita ambil ketika membaca Drama “Citra” ini adalah :
·        Sebagai wanita, jangan sampai cinta membutakan mata kita sampai-sampai memberikan kehormatan kepada lelaki.
·        Firasat seorang Ibu itu sangat kuat.
·        Jangan bersedih lama-lama karena putus cinta apalagi sampai bunuh diri dan melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri.


3.     Komentar
Dalam Drama “Citra” ini ceritanya sangat unik, tidak mudah ditebak endingnya, dan bagus. Tetapi ada beberapa kata yang sulit dipahami katanya seperti Jibaku, Tabe Nona, kemidi.

2 komentar:

  1. Salam budaya,

    Bisakah saya minta naskah CITRA - nya?
    Silahkan dikirim ke agusindracahyono@gmail.com

    Terima kasih

    BalasHapus
  2. JT casino no deposit bonus codes, promotions, bonus
    jt casino no deposit bonus 이천 출장안마 codes, promotions, 구리 출장마사지 bonus code, bonus codes, promo codes, promos, 부산광역 출장마사지 rewards codes, promos, 동두천 출장마사지 deals, 안동 출장마사지 promos, deals, rewards

    BalasHapus