Laporan
Wawancara Kepala Dusun
Makalah
Pendidikan Kewarganegaraan kelas A3.3

Oleh
Nur Risti Fauziah Sastra
Indonesia 121511133039
Program Studi Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Airlangga
2016
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya kepada kami semua sehingga kami diberi kemudahan dalam
menyelesaikan penyusunan makalah hasil wawancara ini dengan maksimal. Salawat
serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni
Adinul Islam.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil
wawancara dengan Kepala Dusun di Dusun Sambo Desa Sambopinggir, Kec Karangbinangun,
Kab. Lamongan sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas akhir mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan menjelang Ujian Tengah Semester. Adapun tujuan lain
dibuatnya makalah ini yaitu untuk menciptakan karakter mahasiswa yang berani
bertanya, bersikap dan berpenampilan dengan baik.
Dalam menyusun makalah ini, saya
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tri Joko Haryono selaku dosen MKWU
Pendidikan Kewarganegaraan, Bapak Kastunggal selaku Kepala Dusun yang sanggup
diwawancarai. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun dalam
perbaikan makalah yang saya buat ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Lamongan, 20 April 2016
Penyusun
Daftar
Pertanyaan
1.
Siapa nama
Bapak?
2.
Berapa umur
Bapak sekarang?
3.
Apakah Bapak
asli dari sini atau pendatang?
4.
Apa pekerjaan
Bapak dahulu sebelum menjadi Kepala Dusun?
5.
Sejak kapan
Bapak menjabat sebagai Kepala Dusun?
6.
Mengapa Bapak
memilih menjadi Kepala Dusun saat itu?
7.
Atas dasar apa
Bapak ingin menjadi Kepala Dusun?
8.
Bagaimana
langkah awal hingga Bapak sekarng menjabat sebagai Kepala Dusun?
9.
Target apa yang
ingin Bapak capai untuk kemajuan Dusun ini?
10. Program kerja apa yang sudah Bapak lakukan selama ini?
11. Apakah keluarga sangat mendukumg selama Bapk menjadi Kepala Dusun?
12. Apakah ada orang lain yang membantu Bapak selama melaksanakan
program kerja?
13. Bagaimana cara Bapak menanggapi maslah-maslah yang ada di sekitar
lingkungan warga?
14. Tanggung jawab apa yang paling sulit dilakukan oleh Bapak selama
menjadi Kepala Dusun?
15. Masalah warga apa yang biasanya membuat Bapak turun tangan /ikut
campur?
16. Bagaimana cara warga yang ingin konsultasi tentang permasalahnnya
terhadap Bapak?
17. Apa manfaatnya Bapak selama ini?
18. Kendala apa yang dihadapi dalam menjalankan amanah Bapak sebagi
Kepala Dusun selama ini?
19. Siapa yang berwewenang dalam menyelenggarakan perayaan-perayaan
hari-hari besar dan keagamaan seperti HUT RI 17 Agustus atau acara-acara
lainnya?
20. Apa suka dan duka menjadi Kepala Dusun?
Laporan Hasil Wawancara
Pada tanggal 16 April 2016, saya telah mewawancarai Bapak
Kastunggal, yang sekarang ini menjabat Kepala Dusun di Dusun Sambo, Desa
Sambopinggir, Kec. Karangbinangun Kab. Lamongan. Beliau saat ini berusia 55
tahun dan merupakan seorang warga asli di Dusun Sambo, Desa Sambopinggir, Kec.
Karangbinangun Kab. Lamongan. Beliau bertempat tinggal di RT 03 RW 01 di depan
masjid Al-Muqorrobin Dusun Sambo, Desa Sambopinggir, Kec. Karangbinangun Kab.
Lamongan. Beliau tinggal bersama istrinya, keempat anaknya, seorang menantu dan
juga kedua cucunya di rumah sederhana.
Sebelum beliau menjabat sebagai Kepala Dusun seperti
sekarang, beliau sudah mengarungi manis pahitnya kehidupan. Sebelum menikah
dengan istrinya yang bernama Ibu Mujiamah, beliau pernah menjadi kuli panggul
air jerigen dari desa ke desa bersama ayahnya saat beliau duduk di bangku
Sekolah Dasar. Beliau hanya lulusan SMP kemudian membantu orangtuanyamengurusi
sawah/tambak sebagai petani.
Sewaktu masih belajar beliau salah satu seorang murud yang
disenangi oleh guru-guru karena selain pandai dalm bidang pelajarn juga pandai
bermain bulutangkis dan tenis meja. Beliau sering mengikuti lomab cerdas cermat
tingkat kecamatan dan selalu mendapatkan juara I atau II. Begitupun juga dalam
bidang olahraga bulutangkis dan tenis meja tingkat kecamatan juga mendapatkan
juara I atau III. Sampai sekarang radio dari hadiah juara perlombaan
bulutangkis masih disimpan dan digunakan sebagai kenang-kenangan pada zaman
dahulu. Setelah menikah menjadi pedagang di kantin SMP Negeri 1 Karangbinangun.
Sejak tahun 1993, beliau menjabat sebagai Kepala Dusun
melalui proses ujian dan screaning. Beliau mencalonkan diri sebagai Kepala
Dusun atas dasar ingin mengabdikan diri kepada masyarakat dan untuk membangun
atau mempersatukan antarwarga. Target yang ingin dicapai oleh beliau untuk
Dusun Sambo Desa Sambopinggir adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur.
Alasan Bapak Kastunggal menjadi Kepala dusun pada saat itu
adalah karena adanya peluang untuk menjabat sebagai Kepala Dusun sekaligus
ingin menciptakan warga masyarakat Dusun sambo Desa Sambopinggir adil, makmur,
dan lebih rukun.
Program kerja yang telah beliau lakukan adalah pembenaan pemukiman
kumuh, pembangunan fisik di lingkungan dusun, membentuk tim posyandu Dusun
Sambo Desa Sambopinggir dan memberikan alat timbangan berat badan untuk balita,
menjadikan Dusun Sambo Desa Sambopinggir terang dengan lampu di malam hari,
mengikutkan tiap RT dalam perlombaan Green and Clean tingkat Kabupaten serta
meniadakan pembayaran untuk administrasi warga.

Beliau dibantu oleh beberapa pihak dalam melaksanakan program kerja yaitu pihak
dari Kepala Desa serta perangkat-perangkatnya, pengurus RT dan RW inti, seluruh
koordinator pengurus RT dan RW, tokoh-tokoh masyarakat, dan tentunya warga
Dusun Sambo Desa Sambopinggir. Disini peran keluarga sangat membantu dan
memberikan support
Untuk menumbuhkan kerukunan warga, setiap minggunya
mengadakan acara yang di bawah lindungan Kepala Desa, Kepala Dusun beserta
perangkat-perangkatnya. Seperti kegiatan
mingguan bapak-bapak, pengajian bulanan ibu-ibu, kegiatan posyandu, remaja
muslim, perlombaan-perlombaan, kegiatan halal-bihalal, dan kegiatan kerja
bakti.
Cara beliau dalam menanggapi masalah-masalah yang ada di
lingkungan warga yaitu dengan cara pendekatan, musyawarah mufakat, dan mengadakan
rapat koordinasi RT/RW.
Cara beliau dalam melaksanakan program kerjanya adalah dengan cara bekerja sama dengan seluruh pengurus Dusun, RT/RW dan warga serta bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat.
Cara beliau dalam melaksanakan program kerjanya adalah dengan cara bekerja sama dengan seluruh pengurus Dusun, RT/RW dan warga serta bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat.
Kendala yang dihadapi Bapk Kastunggal selama menjadi Kepala
dusun adalah apabila ada warga yang tidak mau ikut dengan program yang diadakan,
apabila ada permaslahan warga yang belum terselesaikan dan ada gangguan
keamanan seperti kasus kemalingan ruamh warga, kemalingan ayam, kemalingan
hasil tambak sampai kemalingan LPG.
“Biasanya warga yang
sedang mengalami persoalan, ia akan mendatangi rumah saya kemudian mengutarakan apa maksud dan tujuannya
datang kesitu. Dengan senang hati saya menerima tamu siapa saja ke rumahnya.
Apalagi jika permasalahan warga dapat ditangani secara cepat dan tepat, saya akan
bertambah senang pula.” Ujar Bapak Kastunggal.
Dalam mengurus kemasyarakatan beliau memiliki beberapa
peraturan-peraturan seperti diadakannya tata tertib, adanya surat edaran, dan
hubungan melalui pertemuan warga. Apabila ada perayaan hari-hari besar dan
keagamaan yang berwewenang untuk mengurusnya adalah para pengurus RT dan RW, kepanitiaan,
anggota remaja masjid “Al-Muqorrobin , dan anggota Karang Taruna “Flamboyan”
Desa Sambopinggir.
Selama beliau menjadi Kepala dusun, tidak ada tanggung jawab
yang sulit jika dimusyawarahkan dengan warga. Selain itu menjalin komunikasi
dengan baik juga diperlukan dalam hal ini.

Beberapa masalah yang biasanya membuat beliau harus turun
tangan / ikut campur salah satunya yaitu masalah pertengkaran antar warga.
Biasanya antar tetangga bertengkar gara-gara masalah tanah. Selain itu, ada
juga masalah pembagian BLT yang runyam dan tidak merata. Kebanyakan warga yang
dianggap mampu dan tidak mendapatkan beras sembako dari pemerintah selalu
menggunjing pihak dari pengurus desa. Padahal itu semua dibagi sesuai data yang
ada.
Manfaat beliau selama menjadi Kepala Dusun yang bisa Bapak
Kastunggal rasakan yaitu beliau bisa
belajar banyak mengenai hal tentang kepemimpinan, mengetahui karakter warga,
dan sering menghadiri pertemuan tingkat kelurahan atau kecamatan atau
kabupaten. Dalam kepengurusan tentu tidak lepas dari suka dan suka. Sukanya
adalah apabila warga membayar pajak tepat waktu dan apabila ada pemasalahan anatarwarga kemudian
bisa menyelesaikan. Dukanya yaitu apabila warga membayar pajak kurang tepat
waktu dan permasalahan antarwarga belum terselesaikan.

Baru-baru ini pada tanggal 13 April 2016, ada juga seorang
warga nenek-nenek sekitar umur 75 tahunan mendatangi rumah beliau siang-siang
yang sekaligus tetangga Bapak Kastunggal. Nenek tersebut mengatakan kepada
beliau bahwa katanya tetangganya si nenek itu diberi selembaran kertas untuk
mengambil uang bantuan dari pemerintah di Balai Desa sedangkan nenek tersebut
tidak diberi selembaran kertas tersebut, padahal itu selembaran undangan tahlil
untuk mengenang mertua Bapak Kastunggal yang sudah meninggal. Gara-gara sikap
tetangganya si nenek ini yang asal berbicara jadinya Bapak Kastunggal
kebingungan. Tak lama setelah itu beliau menegur tetangganya si nenek tersebut
agar hal semacam itu tidak terulang lagi di lain waktu.